Sabtu, 26 Mei 2012

RUNTUHNYA KEBANGKITAN DITANGAN IMPERALISME dan KAPITALISME


IMG00224.jpgRUNTUHNYA KEBANGKITAN DITANGAN IMPERALISME dan KAPITALISME
Oleh    : Edi Purwanto
B
angsa indonesia yang telah memproklamirkan diri sebagai bangsa merdeka sejak 67 tahun lalu, berawal dari kebangkitan bangsa yang diangkat oleh pemuda yang seringkali diperingati setiap tanggal 20 mei dengan hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Sebuah peringatan peristiwa sejarah 104 tahun silam dengan organisasi modern budi utomo, menjadi tonggak sejarah proklamasi  kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Sering menjadi bahan renungan kita sebagai bangsa yang merdeka, benarkah kita sudah bangkit? Benarkah bangsa ini sudah merasakan kemerdekaan mencapai kesejahteraan yang bisa dirasakan oleh seluruh anak bangsa ini? Sering menjadi bahan diskusi dan kajian jawabannya adalah belum..
Indonesia disebutkan sebagai surga dunia dengan keanekaragaman sumber daya alam dan hayati. Memang kita sudah menikmati infrastruktur yang ada dengan sarana lengkap dan modern hingga kepelosok desa, seiring dengan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat yang meningkat tiap tahunnya. Bahkan dunia mengakui kebangkitan indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi baru dunia bersama Brasil dan negara lainnya. Namun sebuah bangsa yang memiliki macam-macam kebudayaan dan  kultur di dalamnya, luntur dengan perkembangan global sebagai bangsa yang mengalami keterpurukan dalam dimensi kemanusiaan.
Esensi kebangkitan nasional adalah kebangkitan pembangunan manusia indonesia seutuhnya. Sesuai dengan tema harkitnas tahun ini pemerintah mengangkat tema yang dikaitkan dengan aspek kemanusian yakni kesadaran bernegara dan berbagsa , berkarakter kemanusiaan , damai dan sejahtera. Sekali lagi kondisi bangsa ini dikaitkan dengan moral dan mental bangsa. Penyelenggara negara yang sudah tidak bermoral dan mental yang rendah selalu memberikan permasalahan baru dalam bangsa ini. Kasus korupsi yang semakin marak dan membudaya dalam kehidupan, menyalahgunakan jabatan dan kekuasaan, sikap partai politik yang yang membelenggu dengan orientasi politik untuk kesejahteraan kelompok dan golongan dengan dalih memperlihatkan kepedulian kepada yang miskin. Masyarakat yang malas dan peminta-minta, premanisme dan masalah moral sosial yang terjadi di masyarakat memberikan warna bahwa bangsa ini masih dalam keterpurukan.
Banyak kasus dalam negeri ini baik dalam pendidikan, hukum, ekonomi maupun sosial yang menunujukkan bangsa ini belim bangkit dari imperialisme dan kolonialisme. Yang kecil semakin tertindas dan yang kuat semakin berkuasa. Kembali mental bangsa ini diuji, sejarah kebangkitan reformasi yang menghasilkan ruang kebebasan dalam berpola fikir mengasilkan suatu dimensi masyarakat yang semakin tidak percaya akan pemerintah. Sebuah reformasi yang membuat koloni-koloni kekuatan dalam merampas negara, proyek pemerintah yang telah dikavling untuk keuntungan pribadi dan parpol, perundang-undangan yang dibuat  sesuai dengan pesanan sponsor dari dalam maupun luar negeri yang semua itu selalu melahirkan kemiskinan dan kesengsaraan bagi masyarakat bangsa ini. Kasus agraria, pertambangan, peraturan pendidikan, pertanian, wilayah teritorial sampai dengan masalah ormas yang selalu menjadi bagian permasalahan bangsa dan kedaulatan NKRI.
Bangsa yang masih dalam bayang-bayang imperialisme dan kolonialisme bangsa sendiri, akibat perilaku oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya kini semakin menjadikan bangsa ini bangsa yang masih terjajah. Kemerdekaan bangsa yang selalu diintervensi oleh kepentingan asing sedangakan anak-anak bangsa yang tak berdaya memproduksi kemelaratan. Penjajahan secara fisik memang telah dinyatakan lenyap dari bumi Indonesia, tetapi kolonialisme di bidang ekonomi justru semakin kuat mencengkramkan akar-akarnya. Atas nama globalisasi dan liberalisasi, semua sektor ekonomi sudah dikuasai kaum kapitalis. Kapitalis pribumi pun bahkan tak berdaya menghadapi kapitalis asing. Perbankan, penerbangan, telekomunikasi, pertambangan, perkebunan, sampai sektor ritel, dan anak-anak kita cuma bisa menjadi buruh. Kaum yang merasakan ketidakpastian kerja melalui murahnya upah kerja dan sistem kerja outsourcing. Sebuah Negara perampas tanah, baik tanah hutan dan tanah Hak Guna Umum (HGU) milik kaum tani dengan kedok hukum dan UU produk kepentingan kapitalis yang selalu merugikan masyarakat. Tak ubahnya di zaman penjajahan fisik sebelum sebelum Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan.
Soekarno telah mengatakan” apabila indonesia telah merdeka, yang memegang tampuk pemerintahan bukan pengikut imperialisme dan kapitalisme. Kalau tidak, tidak tercipta masyarakat adil dan makmur” itu terbukti pada masa sekarang dimana pemerintahan sekarang masih berpangku tangan dengan asing serta kepentingan asing. Yang terjadi adlah kesengsaraan dan kemelaratan bangsa ini dibawah tangan kapitalis asing.
Semangat nasionalisme perlu terus kita gali dan maknai bersama. Sebab, ia merupakan modal dasar (basic capital) masyarakat Indonesia untuk mengisi kemerdekaan negara yang kian hari  terpuruk ke arah kebinasaan akibat ulah koruptor. Edward Gibbon (1737-1794), sejarawan asal Inggris pernah berkata: maju mundurnya sebuah imperium/negara sangat ditentukan oleh ada tidaknya cita-cita kemajuan. Bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju ketika hak-hak bangsa ini telah terjamin dalam kesejahteraan, kedamaian, kemakmuran dan keadilan. Dan semua bisa terwujud jika moral dan mental bangsa ini terbangun dengan karakter bangsa yang bermoral dan beretika, bangsa yang bisa memanusiakan manusia untuk kemajuan bangsa dan negara.@el-yabara